Tanaman ini paling banyak di Bonapasogit apalagi Di Humbang Hasundutan mari kita lebih manfaatkan lagi. Biomassa daun tanaman paitan mempunyai kandungan nutrisi dan dikenal sebagai sumber potensi nutrisi bagi tanaman budidaya.
Menurut analisis proximat, Dalam 100 g biomassa segar tanaman paitan mempunyai kandungan unsur hara yang tinggi, diantaranya 3,5% N, 0,37% P, dan 4,1% K.
Tanaman paitan juga mempunyai laju dekomposisi yang cepat. Pelepasan N terjadi sekitar 1 minggu dan pelepasan P dari biomassa tanaman terjadi sekitar 2 minggu setelah dimasukkan ke dalam tanah.
Selain itu dalam tumbuhan ini juga terkandung hormon giberlin (hormon
perangsang tumbuh yang juga banyak terkandung dalam bonggol pisang,
rebung bambu dll), sitokinin (hormon perangsang pembelah sel yang
terkandung dalam keong), auksin (hormon yang merangsang pembentukan buah
atau bunga yang biasanya terdapat pada bluluk, atau sabut kelapa), dan
cendawan micorhiza vesicular-arbuscular (VAM) yang mampu melepaskan
unsur fosfor dalam tanah yang terikat oleh aluminium (ALPO₄), Besi
(FePO₄), Dan Mangan (MnPO₄),
Tanaman paitan khususnya pada bagian daun selain dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk tanaman, juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit tumbuhan. Tanaman paitan mengandung bahan beracun yang disebut asam palminat. Senyawa asam palminat bersifat repellent (penolak serangga) serta berpengaruh terhadap saraf dan metabolisme serangga.
Cara masuk pestisida ini kedalam tubuh serangga bisa secara kontak maupun perut (oral). Tukimin (2002) menyebutkan bahwa pada konsentrasi 50 – 60 gr/l sudah efektif dalam mengendalikan serangga hama.
Tanaman paitan khususnya pada bagian daun selain dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk tanaman, juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit tumbuhan. Tanaman paitan mengandung bahan beracun yang disebut asam palminat. Senyawa asam palminat bersifat repellent (penolak serangga) serta berpengaruh terhadap saraf dan metabolisme serangga.
Cara masuk pestisida ini kedalam tubuh serangga bisa secara kontak maupun perut (oral). Tukimin (2002) menyebutkan bahwa pada konsentrasi 50 – 60 gr/l sudah efektif dalam mengendalikan serangga hama.

No comments:
Post a Comment