Tuesday, July 28, 2015

Menyambut HUT Humbahas Pemkab Humbahas Gelar Festival Tumba

Menyambut HUT Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) ke XII, Pemkab Humbahas melalui dinas perhubungan dan pariwisata (Dishubpar) menggelar festival Tumba tingkat SMP dan SMA Se-Humbahas.  Selain memeriahkan hari jadi Kabkegiatan festival warisan budaya itu dilaksanakan di aula Huta Mas, Dolok Sanggul,

Kepala Dishubpar Humbahas, Mangupar Simanullang dalam kesempatan itu menyampaiakan, pelaksanaan festival martumba tingkat SMP/SMA sederajat  se-Kabupaten Humbahas adalah untuk menggali, mengembangkan dan melestarikan seni budaya Batak khususnya martumba sebagai warisan budaya Batak.
 
Festival martumba tingkat SMP se-Kabupaten Humbahas ini diikuti 10 (sepuluh) tim, masing-masing tim sebanyak 25 orang siswa, perwakilan dari 10 (sepuluh) Kecamatan dan tingkat SMA se-Kabupaten Humbahas diikuti 10 (sepuluh) kontingen mewakili Kecamatan se Kabupaten Humbahas.
Jenis materi martumba yang diperlombakan tingkat SMP se-Kabupaten Humbahas dengan judul lagu “Humbahas Do Hutanta (Taridem-Idem), Ramba Dia, Dan Pature Humbang Hasundutan” dengan durasi waktu 12 menit.
 
Materi Festival Martumba tingkat SMA se-Kabupaten Humbahas dengan judul lagu “Aek Sibulbulon, Sigulempong, dan Sengko-Sengko” dengan durasi waktu 12 menit. Hadiah festival martumba tingkat SMP/SMA se-Kabupaten Humbahas untuk juara I-III dan juara harapan I-III, diberikan tropy piala dan hadiah uang pembinaan, bagi yang tidak juara, diberikan uang pembinaan,” kata  Mangupar Simanullang
.
Ketua tim juri, Martogi Sitohang, bahwa tumba dan tortor punya perbedaan yang sangat jelas. Tumba merupakan pertunjukan muda-mudi yang dilaksanakan pada terang bulan tentang kehidupan masyarakat sehari-hari dan dapat juga berisi dongeng cerita yang diiringi oleh alat musik tradisonal.
“Tanpa musik pun kita dapat martumba, sebuah pertunjukan tumba harus punya nilai estetika dan etika, alat musik dapat kita lakukan dengan benda benda yang dekat dengan lingkungan kita dengan membuat sebuah nada yang menarik. Tumba merupakan bentuk gerakan bebas sebagai luapan perasaan yang dialami pada kehidupan sehari hari, sedangkan tortor merupakan gerakan yang memiliki aturan yang melekat pada setiap gerakan tortor, yang masing masing punya makna, nilai dan norma,” terang akademisi seni music tradisional dan pemerhati seni budaya itu.
 
Sementara, bupati Humbahas, Maddin Sihombing yang hadir dalam kesempatan itu menyampaikan, tumba merupakan nuansa seni budaya Batak yang dapat memotivasi para pelajar sebagai generasi muda untuk belajar keras dan berdoa terus dengan bimbingan para guru di sekolah masing-masing.
“Saya terkesan dan kagum atas kreasi dan inovasi para guru dan penggiat seni budaya atas penyelenggaraan festival tumba tingkat SMP dan SMA se Kabupaten Humbahas. Kita masyarakat Batak kaya akan seni budaya dan semoga para guru dan penggiat seni budaya untuk tetap melestarikan budaya Batak kepada generasi muda sebagai wujud nyata untuk tetap melestarikan warisan budaya leluhur. Jangan berhenti disini tetapi dilaksanakan secara periodik dan reguler, supaya martumba semakin melekat dihati kita masing-masing,” harap Maddin.

No comments:

Post a Comment