Kepala Dishubpar Humbahas, Mangupar Simanullang dalam kesempatan itu menyampaiakan,
pelaksanaan festival martumba tingkat SMP/SMA sederajat se-Kabupaten
Humbahas adalah untuk menggali, mengembangkan dan melestarikan seni
budaya Batak khususnya martumba sebagai warisan budaya Batak.
Festival martumba tingkat SMP se-Kabupaten Humbahas ini
diikuti 10 (sepuluh) tim, masing-masing tim sebanyak 25 orang siswa,
perwakilan dari 10 (sepuluh) Kecamatan dan tingkat SMA se-Kabupaten
Humbahas diikuti 10 (sepuluh) kontingen mewakili Kecamatan se Kabupaten
Humbahas.
Jenis materi martumba yang diperlombakan tingkat SMP se-Kabupaten
Humbahas dengan judul lagu “Humbahas Do Hutanta (Taridem-Idem), Ramba
Dia, Dan Pature Humbang Hasundutan” dengan durasi waktu 12 menit.
Materi Festival Martumba tingkat SMA se-Kabupaten
Humbahas dengan judul lagu “Aek Sibulbulon, Sigulempong, dan
Sengko-Sengko” dengan durasi waktu 12 menit. Hadiah festival martumba
tingkat SMP/SMA se-Kabupaten Humbahas untuk juara I-III dan juara
harapan I-III, diberikan tropy piala dan hadiah uang pembinaan, bagi
yang tidak juara, diberikan uang pembinaan,” kata Mangupar Simanullang
.
Ketua tim juri, Martogi Sitohang, bahwa tumba dan
tortor punya perbedaan yang sangat jelas. Tumba merupakan pertunjukan
muda-mudi yang dilaksanakan pada terang bulan tentang kehidupan
masyarakat sehari-hari dan dapat juga berisi dongeng cerita yang
diiringi oleh alat musik tradisonal.
“Tanpa musik pun kita dapat martumba, sebuah
pertunjukan tumba harus punya nilai estetika dan etika, alat musik dapat
kita lakukan dengan benda benda yang dekat dengan lingkungan kita
dengan membuat sebuah nada yang menarik. Tumba merupakan bentuk gerakan
bebas sebagai luapan perasaan yang dialami pada kehidupan sehari hari,
sedangkan tortor merupakan gerakan yang memiliki aturan yang melekat
pada setiap gerakan tortor, yang masing masing punya makna, nilai dan
norma,” terang akademisi seni music tradisional dan pemerhati seni
budaya itu.
Sementara, bupati Humbahas, Maddin Sihombing yang hadir
dalam kesempatan itu menyampaikan, tumba merupakan nuansa seni budaya
Batak yang dapat memotivasi para pelajar sebagai generasi muda untuk
belajar keras dan berdoa terus dengan bimbingan para guru di sekolah
masing-masing.
“Saya terkesan dan kagum atas kreasi dan inovasi para
guru dan penggiat seni budaya atas penyelenggaraan festival tumba
tingkat SMP dan SMA se Kabupaten Humbahas. Kita masyarakat Batak kaya
akan seni budaya dan semoga para guru dan penggiat seni budaya untuk
tetap melestarikan budaya Batak kepada generasi muda sebagai wujud nyata
untuk tetap melestarikan warisan budaya leluhur. Jangan berhenti disini
tetapi dilaksanakan secara periodik dan reguler, supaya martumba
semakin melekat dihati kita masing-masing,” harap Maddin.
No comments:
Post a Comment