Thursday, August 20, 2015

Opera Batak Akan Pentas Lagi di Frankfurt Book Fair Jerman

Menjelang Frankfurt Book Fair 2015, Lembaga Jerman Indonesia (DIG) kembali fasilitasi Tim Opera Batak PLOt (Pusat Latihan Opera Batak) untuk datang ke Jerman. 

Dua tahun lalu Tim Opera Batak PLOt juga telah diundang DIG dalam rangka “Batak Tag”, yang dilaksanakan di Rautenstrauch-Joest-Museum kota Koeln, Jerman pada 2 November 2013. Meski Frankfurt Book Fair akan berlangsung pada 14 – 18 Oktober di kota Fankfurt Am Main, Tim Opera Batak PLOt akan berangkat 17 September sampai 6 Oktober nanti dengan membawa pertunjukan “Perempuan Di Pinggir Danau”, karya dan sutradara Lena Simanjuntak. 

Karya naskah Opera Batak ini sudah diterbitkan dalam bentuk buku dalam empat bahasa (Indonesia, Jerman, Inggris, Batak Toba) dan aksara Batak. “Perempuan Di Pinggir Danau” merupakan cerita yang mengangkat latar Danau Toba dalam mitologi, geologi, dan ekologi

Karya ini sudah dipentaskan di beberapa kota di Indonesia sejak 2013 dan untuk ketiga kalinya akan dipentaskan ulang di Universitas Negeri Medan (Unimed) sebelum ke Jerman lagi nanti. Pentas ulang berlangsung di Gedung Auditorium Unimed pada 2 dan 3 September 2015,dengan pelaksana kerjasama Fakultas Ilmu Sejarah Unimed.
 

Tim Opera Batak PLOt yang akan berangkat lagi ke Jerman berjumlah 15 orang, lebih banyak dari tim yang berangkat 2013. Lebih awal keberangkatan dari pelaksanaan Frankfurt Book Fair 2015, Tim Opera Batak PLOt tidak sekedar promosi melalui pertunjukan. Namun akan mengadakan workshop tentang elemen-elemen Opera Batak di sejumlah tempat di Jerman. 

Dalam surat resmi DIG, “Perempuan Di Pinggir Danau” secara intrinsik telah mendukung Geopark Danau Toba untuk masuk dalam jaringan Internasional. Sedangkan Opera Batak mengusung dukungan pula atas tortor, tarian Batak yang belum dilanjutkan pengajuannya ke Unesco setelah ramai dibicarakan tiga tahun lalu sebelum isu geopark. 

Karena itu workshop di beberapa tempat di Jerman diagendakan selain pertunjukan. Dari 15 orang yang akan berangkat enam orang penari dan koreografer ada dalam tim serta empat musisi dan penyanyi yang berlatar etnomusikologi. Sedangkan tiga pemain lakon direposisi dari sebelumnya, terutama pemeran Samosir, Putri Ikan, dan Toba. Kapasitas personal dalam tim juga semakin proporsional di bidangnya, di samping tambahan kapasitas lainnya untuk memenuhi peran ganda yang distandarkan.

Pentas ulang di Unimed sebelum berangkat lagi ke Jerman merupakan permintaan. Namun hal itu sangat penting untuk memberikan peluang dan dukungan pada tim. Sampai saat ini partisipasi pemerintah untuk keberangkatan kembali ke Jerman tidak ada sama sekali. Sementara Tim Opera Batak PLOt membawa kandungan misi pemerintah dan negara tentang Danau Toba dan warisan budaya. 


Semoga pada pentas ulang di Unimed pada 2 dan 3 September nanti membuka dorongan banyak pihak, meskipun para penonton dibatasi pada kalangan sponsor, mahasiswa, dan pelajar. Sehari sebelum pertunjukan di Unimed nanti akan diadakan Seminar tentang AWK Samosir, Tokoh Opera Batak Nyaris Dilupakan dengan para pembicara, antara lain: Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd (Rektor Unimed), Lena Simanjuntak (DIG, Koeln-Jerman), Thompson Hs (Direktur PLOt), Makmur Samosir, dan Dra. Flores Tanjung (Moderator). 

Untuk mengikuti acara seminar dapat menghubungi 08126433439 dan 081397701060. 

Sedangkan untuk pertunjukan dapat menghubungi 081262057266 (Andre) – 082364271891 (Surya) - 087868730381 (Benny) - 085297120895 – 085296481439. 

Untuk melihat informasi pertunjukan di Jerman dapat melalui (Relis Pers).
Opera Batak | Begegnung zwischen Tradition und Moderne

Horas! „Horas!“ ist die Grußformel der Batak im Norden Sumatras und weltweit. Die Opera Batak ist eine traditionelle Theaterform der Batak aus Nordsumatra. Sie war im letzten Jahrhundert für gut sechzig Jahre ein lebendiger und lebhafter Ausdruck von Volkstheater und drohte in Vergessenheit zu gerat…

No comments:

Post a Comment